Kamis, 27 Juni 2013

10 Tokoh dunia yang putus Sekolah



10 Tokoh dunia yang putus sekolah


1. Abraham Lincoln
Abraham Lincoln putus sekolah pada usia 12 tahun karena harus mengelola peternakan milik keluarganya. Namun, siapa pernah menyangka bahwa pemuda yang putus sekolah itu akhirnya menjadi Presiden Amerika Serikat ke-16, yang menjabat mulai dari bulan Maret 1861 hingga terjadinya pembunuhan pada bulan April 1865. Lincoln berhasil menghapuskan perbudakan, memperkuat pemerintahan nasional dan modernisasi ekonomi di Amerika Serikat.

2. Coco Chanel

Coco Chanel menjadi tokoh inspiratif bagi setiap desainer di dunia. Dia berhasil menciptakan merek ternama Chanel, yang kini menjadi salah satu merek fashion terbaik di dunia. Namun, tahukah Anda bahwa Chanel putus sekolah setelah usianya menginjak 18 tahun. Wanita bernama lengkap Gabrielle "Coco" Chanel Bonheur ini bahkan menjadi satu-satunya perancang busana yang masuk dalam 100 orang paling berpengaruh dari abad ke-20 versi majalah Time. Estetika desainnya diwujudkan dalam berbagai bentuk produk fashion, yakni perhiasan, tas, dan wewangian.

3. Al Pacino

Aktor veteran Al Pacino tidak hanya putus sekolah, tetapi juga dikeluarkan dari sekolahnya di York New School karena selalu gagal dalam setiap mata pelajaran, kecuali bahasa Inggris. Pria bernama lengkap Alfredo James "Al" Pacino itu bahkan pernah menjadi bintang film terpopuler di Amerika pada masanya. Kini, aktor kelahiran 25 April 1940 itu telah menerima tujuh nominasi Oscar dan memenangkan Academy Award sebagai aktor pria terbaik tahun 1992 untuk perannya di film Scent of a Woman.

4. Oprah Winfrey

Oprah Winfrey yang dikenal cerdas dan pandai berbicara di depan publik bahkan tidak pernah menyelesaikan kuliahnya. Wanita bernama lengkap Oprah Gail Winfrey itu di-drop out dari kampusnya di Universitas Tennessee. Namun siapa sangka, wanita kelahiran 29 Januari 1954 itu malah menjadi seorang pemilik media, pembawa acara, aktris, dan produser terkenal di Amerika. Oprah bahkan masuk dalam daftar orang Afro-Amerika terkaya dari abad ke-20, dermawan kulit hitam terbesar dalam sejarah Amerika, dan menjadi salah satu miliarder kulit hitam di dunia.

 

5. Steve Jobs

Seperti halnya Oprah Winfrey, Steve Jobs juga di-drop out dari kampusnya. Pria bernama lengkap Steven Paul "Steve" Jobs yang juga menjadi CEO Apple Inc itu telah dikenal luas sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia komputer. Jobs juga sempat mendirikan dan menjabat sebagai kepala eksekutif Pixar Animation Studios, di mana ia menjadi anggota dewan direktur The Walt Disney Company pada tahun 2006, ketika Disney mengakuisisi Pixar.

6. Brad Pitt

Brad Pitt kala itu sedang belajar untuk menjadi seorang jurnalis. Tetapi sayang, dia akhirnya berhenti kuliah 2 minggu sebelum ujian akhirnya dilangsungkan. Pria bernama lengkap William Bradley "Brad" Pitt itu telah menerima empat nominasi Academy Award dan lima nominasi penghargaan Golden Globe. Dia digambarkan sebagai salah satu orang yang paling menarik di dunia dan aktor kawakan Hollywood.

7. Dhirubhai Ambani

Multi-jutawan asal India ini bernama Dhirubhai Ambani. Karena suatu alasan, dirinya putus kuliah dan tidak bisa menamatkan pendidikan di perguruan tinggi. Namun siapa sangka, pemuda yang putus kuliah itu justru mampu membangun salah satu kerajaan bisnis terbesar di India. Bersama sepupunya, pria bernama lengkap Dhirajlal Hirachand Ambani itu menjadi taipan bisnis India yang mendirikan Reliance Industries di Mumbai. Dhirubhai juga menjadi salah satu tokoh yang masuk dalam daftar 50 pengusaha top di Asia versi Sunday Times.

8. Bill Gates

Setelah di-drop out dari Harvard University, Bill Gates justru sukses mendirikan Microsoft, sebuah perangkat lunak terkemuka di dunia. Pria bernama lengkap William Henry "Bill" Gates III ini adalah tokoh bisnis, investor, penemu dan sekaligus dermawan Amerika. Gates sendiri adalah mantan CEO dan ketua Microsoft, perusahaan perangkat lunak komputer pribadi terbesar di dunia, yang ia dirikan bersama Paul Allen.

9. Walt Disney

Walt Disney di-drop out dari perguruan tinggi ketika ia berusia 16 tahun. Pria bernama lengkap Walter Elias "Walt" Disney ini menggeluti profesi sebagai seorang animator, produser film, sutradara, penulis skenario, pengusaha, penghibur, ikon internasional, dan dermawan, karena pengaruhnya di bidang hiburan selama abad ke-20. Bersama dengan saudaranya Roy O. Disney, ia mendirikan Walt Disney Productions, yang kemudian menjadi salah satu motion picture paling terkenal di dunia
.

10. Marck Zuckerberg

Jika Mark Zuckerberg tidak meninggalkan kampus tercintanya, Harvard, kita mungkin tidak pernah tahu apa itu Facebook. Pria bernama lengkap Mark Elliot Zuckerberg ini menggeluti profesi sebagai seorang programmer komputer dan pengusaha internet. Ia dikenal sebagai salah satu dari lima pendiri situs jejaring sosial ternama, Facebook. Pada April 2013, Zuckerberg adalah ketua dan kepala eksekutif dari Facebook Inc dan tahun 2013 kekayaan pribadinya diperkirakan mencapai USD 13,3 miliar atau sekitar Rp 132 T.

Inilah sepuluh tokoh dunia yang putus kuliah atau di-DO dari kampusnya. Hal terpenting yang patut kita cermati dari kisah mereka adalah bahwa kesuksesan tidak ditentukan oleh lulus tidaknya seseorang dari perguruan tinggi, melainkan kemauan untuk terus berjuang dan tak pantang menyerah. Jika ada kemauan, pasti ada jalan!


Kamis, 28 Maret 2013

Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Ontologi, Epistimologi, Aksiologi



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
filsafat pendidik­an yakni  aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelas­kan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral. Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek­-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoal­an pendidikan secara praktis. . Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita para pendidik untuk memahami dan mempelajari filsafat pendidikan.
Filsafat pendidikan memilikki perhatian yang terfokus pada analisa dan penjelasan terhadap problema-problema pendidikan. Hanya saja sebagai satu bentuk dari filsafat umum mengenai kehidupan, maka ia memilikki juga upaya profesi mengejar dalam pengembangan posisi filsafat berhubungan dengan pendidikan dan sekolah. Hampir setiap hari para guru (pengajar) berhadapan dengan persoalan-persoalan filsafat pendidikan, yang kadang kala berhadapan langsung dengan guru dalam proses belajar mengajar dan juga masalah yang sangat pokok yang tidak bersentuhan langsung dengan pendidikan.
Menurut John Dewey Filsfat Pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir maupun daya perasaan, menuju kearah tabiat manusia maka filsafat bisa juga diliartikan sebagai teori umum pendidikan.




B.     Rumusan Masalah
Bagaimana Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Ontologi, Epistimologi, Aksiologi
Untuk mempermudah menganalisis masalah tersebut perlu dirinci kedalam sub-sub masalah sebagai berikut:
1.      Merumuskan apa hubungan filsafat pendidikan dengan ontologi?
2.      Merumuskan apa hubungan filsafat pendidikan dengan epistimologi?
3.      Merumuskan apa hubungan filsafat pendidikan dengan aksiologi?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini ialah agar kita memahami apa sebenarnya filsafat itu dan apa saja yang dibahas dalam lapangan filsafat. Secara umum pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui kejelasan tentang hubungan Filsafat Pendidikan dengan Ontologi, Epitimologi, Aksiologi.















BAB 2
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Ontologi
Ontologi  sering diidentikkan dengan metafisika yang juga di sebut dengan Proto-filsafia atau filsafat yang pertama, atau filsafat ketuhanan yang bahasanya adalah Hakekat sesuatu, keesaan, persekutuan, sebab dan akibat, realita, prima atau Tuhan dengan segala sifatnya, malaikat, relasi atau segla sesuatu yang ada di bumi dengan tenaga-tenaga yang di langit, wahyu, akhirat, dosa, neraka, pahala dan surga.
Baik filsafat kuno maupun filsafat modern tentang ontologi ini menjadi pembahasan utama di bidang filsafat. Sebagimana ontologi adalah teori dari cabang filsafat yang membahas tentang realitas. Realita ialah mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus kepada sesuatu kebenaran. Tetapi realitas pada ontologi ini melahirkan pertanyaan-pertanyaan. Apakaah sesungguhnya hakekat realitas yang ada ini? Apakah realitas yanng nampak ini? Sesuatu realita materi saja? Atau adakah sesuatu di balik realita itu? Serta apakah realita ini terdiri dari satu untuk unsur (monisme), kedua unsur (dualisme) atau serba banyak (pluralisme). Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan metafisika atau ontologi. Sesuatu perwujudan menampakkan diri sebagai satu tubuh, satu eksistensi dan mewujudkan keseluruhan suatu sifatnya dan yang utama dari perwujudan itu adalah eksistensinya. Eksistensi suatu realita itu adalah fundamental atau esensial.
Bramel meenjelaskan bahwa interpretasi tentang suatu realita itu dapat  bervariasi, misalnya apakah bentuk dari suatu meja, pasti setiap orang berbeda-beda pendapat tentang bentuknya, tetapi jika ditanyakan bahannya pastilah meja itu substansi dengan kualitas materi. Inilah yang ddimaksud dari setiap orang bahwa meja itu suatu realita yang konkrit.






2.      Pengertian  Epistimologi

           Epistemolgi yaitu berasal dari bahasa yunani “episteme” dan “logos”. “Episteme” artinya pengetahuan (knowledge), “logos” artinya teori. Dengan demikian epistemology secara epistemologis berarti teori pengetahuan.
Objek material epistimologi adalah pengetahuan, sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan. Masalah yang di bahas oleh epistemolgi ialah apa yang menjadi tumpuan pengetahuan. Epistemologi adalah bidang filsafat nilai yang secara khusus mempersoalkan pengetahuan tentang nilai ‘kebenaran’ dan otomatis juga mempersoalkan tentang bagaimana  ‘cara’ mendapatkannya. Jika diterapkan pada pendidikan berarti yang menjadi persoalan pokoknya adalah pengetahuan yang benar tentang pendidikan atau kebenaran pendidikan, dan sekaligus bagaimana ‘cara’ penyelenggaraannya secara benar.


3.      Pengertian Aksiologi
Istilah axiology berasal dari kata axios dan logos, axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, logos artinya akal, teori. Axiology artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria, dan status metafisik dari nilai.
Aksiologi adalah  studi tentang nilai. Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang dinamakan oleh setiap insa. Nilai yang dimaksud adalah:
Nilai jasmani : nilai yang terdiri atas nilai hidup, nilai nikmat dan nilai guna.
Nilai rohani : nilai yang terdiri atas nilai intelek,nilai estetika, nilai etika, dan nilai religi.
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang hakekat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Dalam bidang aksiologi, masalah etika yang mempelajari tentang kebaikan ditinjau dari kesusilaan, sangat prinsip dalam pendidikan. Hal ini terjadi karena kebaikan budi pekerti manusia menjadi sasaran utama pendidikan dan karenanya selalu dipertimbangkan dalam perumusan tujuan pendidikan. Di samping itu pendidikan sebagai fenomena kehidupan sosial, kultural dan keagamaan tidak dapat lepas dari sistem nilai.






4.      Hubungan Filsafat Pendidikan terhadap Problem Filsafat

Hubungan filsafat pendidikan terhadap problem filsafat epistemologi, ontologi dan aksiologi pendidikan merupakan permasalahan penting yang perlu dipertegas dalam mengurai kegagalan pendidikan.
Dan di antara ontologi dan aksiologi yang paling penting adalah epitemologi karena epistemologi menjadi sebuah sarana memperbincangkan bagaimana pendidikan dilakukan, epistemologi merupakan suatu cabang filsafat yang membahas tentang seluk-beluk ilmu
     Hal-hal yang mempengaruhi adanya problem pendidikan adalah krisisnya pendidikan pada anak di tambah pengaruh negatif globalisasi dan kecanggihan teknologi akibat modernisasi semakin mengkondisikan kehidupan anak dalam kekhawatiran dekandensi moral.
Dengan demikian aspek epistemologi dalam kerangka pendidikan menyediakan ruang untuk memperdebatkan persoalan filosofis yang tidak dapat dijawab oleh wilayah ilmu karena sifat ilmu menjunjung sekralitas ilmiah dengan mendasarkan wilayah fisik empirik.












BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan sebagai ilmu bersifat multidimensional baik dari segi filsafat (epistemologis, aksiologis, dan ontologis) maupun secara ilmiah. Teori yang dianut dalam sebuah praktek pendidikan sangat penting, karena pendidikan menyangkut pembentukan generasi dan semestinya harus dapat dipertanggungjawabkan.
Proses pendidikan merupakan upaya mewujudkan nilai bagi pesreta didik dan pendidik, sehingga unsur manusia yang dididik dan memerlukan pendidikan dapat menghayati nilai – nilai agar mampu menata yang perilaku serta pribadi sebagaimana mestinya . Sebagai contoh, dalam wacana keindonesiaan pendidikan semestinya berakar dari konteks budaya dan karakteristikmasyarakat indonesia , dan untuk kebutuhan masyarakat indonesia yang terus berubah, hal ini berarti bahwa sebaiknya pendidikan tidak dilakukan kecuali oleh orang – orang yang mampu bertanggung jawab secara rasional, sosial dan moral.

Selasa, 29 Januari 2013

pernyataan Prof.Dr. Warsono.M.S (Pembantu Rektor III UNESA) mengenai kesimpang siuran info registrasi

pernyataan Prof.Dr. Warsono.M.S (Pembantu Rektor III UNESA) mengenai kesimpang siuran info registrasi
"Tugas dan kewajiban mahasiswa hanya membayar SPP apabila sudah melakukan hal tersebut maka secara otomatis terdaftar ulang sebagai mahasiswa masalah pengambilan hologram hanya untuk penanda KTM dan pembayaran SPP,KRS tidak berdampak banyak pada pengambilan hologram"