Kamis, 28 Maret 2013

Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Ontologi, Epistimologi, Aksiologi



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
filsafat pendidik­an yakni  aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelas­kan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral. Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek­-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoal­an pendidikan secara praktis. . Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita para pendidik untuk memahami dan mempelajari filsafat pendidikan.
Filsafat pendidikan memilikki perhatian yang terfokus pada analisa dan penjelasan terhadap problema-problema pendidikan. Hanya saja sebagai satu bentuk dari filsafat umum mengenai kehidupan, maka ia memilikki juga upaya profesi mengejar dalam pengembangan posisi filsafat berhubungan dengan pendidikan dan sekolah. Hampir setiap hari para guru (pengajar) berhadapan dengan persoalan-persoalan filsafat pendidikan, yang kadang kala berhadapan langsung dengan guru dalam proses belajar mengajar dan juga masalah yang sangat pokok yang tidak bersentuhan langsung dengan pendidikan.
Menurut John Dewey Filsfat Pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir maupun daya perasaan, menuju kearah tabiat manusia maka filsafat bisa juga diliartikan sebagai teori umum pendidikan.




B.     Rumusan Masalah
Bagaimana Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Ontologi, Epistimologi, Aksiologi
Untuk mempermudah menganalisis masalah tersebut perlu dirinci kedalam sub-sub masalah sebagai berikut:
1.      Merumuskan apa hubungan filsafat pendidikan dengan ontologi?
2.      Merumuskan apa hubungan filsafat pendidikan dengan epistimologi?
3.      Merumuskan apa hubungan filsafat pendidikan dengan aksiologi?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini ialah agar kita memahami apa sebenarnya filsafat itu dan apa saja yang dibahas dalam lapangan filsafat. Secara umum pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui kejelasan tentang hubungan Filsafat Pendidikan dengan Ontologi, Epitimologi, Aksiologi.















BAB 2
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Ontologi
Ontologi  sering diidentikkan dengan metafisika yang juga di sebut dengan Proto-filsafia atau filsafat yang pertama, atau filsafat ketuhanan yang bahasanya adalah Hakekat sesuatu, keesaan, persekutuan, sebab dan akibat, realita, prima atau Tuhan dengan segala sifatnya, malaikat, relasi atau segla sesuatu yang ada di bumi dengan tenaga-tenaga yang di langit, wahyu, akhirat, dosa, neraka, pahala dan surga.
Baik filsafat kuno maupun filsafat modern tentang ontologi ini menjadi pembahasan utama di bidang filsafat. Sebagimana ontologi adalah teori dari cabang filsafat yang membahas tentang realitas. Realita ialah mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus kepada sesuatu kebenaran. Tetapi realitas pada ontologi ini melahirkan pertanyaan-pertanyaan. Apakaah sesungguhnya hakekat realitas yang ada ini? Apakah realitas yanng nampak ini? Sesuatu realita materi saja? Atau adakah sesuatu di balik realita itu? Serta apakah realita ini terdiri dari satu untuk unsur (monisme), kedua unsur (dualisme) atau serba banyak (pluralisme). Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan metafisika atau ontologi. Sesuatu perwujudan menampakkan diri sebagai satu tubuh, satu eksistensi dan mewujudkan keseluruhan suatu sifatnya dan yang utama dari perwujudan itu adalah eksistensinya. Eksistensi suatu realita itu adalah fundamental atau esensial.
Bramel meenjelaskan bahwa interpretasi tentang suatu realita itu dapat  bervariasi, misalnya apakah bentuk dari suatu meja, pasti setiap orang berbeda-beda pendapat tentang bentuknya, tetapi jika ditanyakan bahannya pastilah meja itu substansi dengan kualitas materi. Inilah yang ddimaksud dari setiap orang bahwa meja itu suatu realita yang konkrit.






2.      Pengertian  Epistimologi

           Epistemolgi yaitu berasal dari bahasa yunani “episteme” dan “logos”. “Episteme” artinya pengetahuan (knowledge), “logos” artinya teori. Dengan demikian epistemology secara epistemologis berarti teori pengetahuan.
Objek material epistimologi adalah pengetahuan, sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan. Masalah yang di bahas oleh epistemolgi ialah apa yang menjadi tumpuan pengetahuan. Epistemologi adalah bidang filsafat nilai yang secara khusus mempersoalkan pengetahuan tentang nilai ‘kebenaran’ dan otomatis juga mempersoalkan tentang bagaimana  ‘cara’ mendapatkannya. Jika diterapkan pada pendidikan berarti yang menjadi persoalan pokoknya adalah pengetahuan yang benar tentang pendidikan atau kebenaran pendidikan, dan sekaligus bagaimana ‘cara’ penyelenggaraannya secara benar.


3.      Pengertian Aksiologi
Istilah axiology berasal dari kata axios dan logos, axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, logos artinya akal, teori. Axiology artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria, dan status metafisik dari nilai.
Aksiologi adalah  studi tentang nilai. Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang dinamakan oleh setiap insa. Nilai yang dimaksud adalah:
Nilai jasmani : nilai yang terdiri atas nilai hidup, nilai nikmat dan nilai guna.
Nilai rohani : nilai yang terdiri atas nilai intelek,nilai estetika, nilai etika, dan nilai religi.
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang hakekat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Dalam bidang aksiologi, masalah etika yang mempelajari tentang kebaikan ditinjau dari kesusilaan, sangat prinsip dalam pendidikan. Hal ini terjadi karena kebaikan budi pekerti manusia menjadi sasaran utama pendidikan dan karenanya selalu dipertimbangkan dalam perumusan tujuan pendidikan. Di samping itu pendidikan sebagai fenomena kehidupan sosial, kultural dan keagamaan tidak dapat lepas dari sistem nilai.






4.      Hubungan Filsafat Pendidikan terhadap Problem Filsafat

Hubungan filsafat pendidikan terhadap problem filsafat epistemologi, ontologi dan aksiologi pendidikan merupakan permasalahan penting yang perlu dipertegas dalam mengurai kegagalan pendidikan.
Dan di antara ontologi dan aksiologi yang paling penting adalah epitemologi karena epistemologi menjadi sebuah sarana memperbincangkan bagaimana pendidikan dilakukan, epistemologi merupakan suatu cabang filsafat yang membahas tentang seluk-beluk ilmu
     Hal-hal yang mempengaruhi adanya problem pendidikan adalah krisisnya pendidikan pada anak di tambah pengaruh negatif globalisasi dan kecanggihan teknologi akibat modernisasi semakin mengkondisikan kehidupan anak dalam kekhawatiran dekandensi moral.
Dengan demikian aspek epistemologi dalam kerangka pendidikan menyediakan ruang untuk memperdebatkan persoalan filosofis yang tidak dapat dijawab oleh wilayah ilmu karena sifat ilmu menjunjung sekralitas ilmiah dengan mendasarkan wilayah fisik empirik.












BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan sebagai ilmu bersifat multidimensional baik dari segi filsafat (epistemologis, aksiologis, dan ontologis) maupun secara ilmiah. Teori yang dianut dalam sebuah praktek pendidikan sangat penting, karena pendidikan menyangkut pembentukan generasi dan semestinya harus dapat dipertanggungjawabkan.
Proses pendidikan merupakan upaya mewujudkan nilai bagi pesreta didik dan pendidik, sehingga unsur manusia yang dididik dan memerlukan pendidikan dapat menghayati nilai – nilai agar mampu menata yang perilaku serta pribadi sebagaimana mestinya . Sebagai contoh, dalam wacana keindonesiaan pendidikan semestinya berakar dari konteks budaya dan karakteristikmasyarakat indonesia , dan untuk kebutuhan masyarakat indonesia yang terus berubah, hal ini berarti bahwa sebaiknya pendidikan tidak dilakukan kecuali oleh orang – orang yang mampu bertanggung jawab secara rasional, sosial dan moral.