Kamis, 13 Desember 2012

Resume Teori Sosio-Antropologi



Nama                : M Ahmad Sabil
Kelas                : MP 2012 b
MK                  : Sosiologi – Antropologi
Tugas                : Resume

 

TEORI-TEORI YANG MENDASARI PERKEMBANGAN
SOSIOLOGI – ANTROPOLOGI

A.     TEORI EVOLUSI SOSIAL
Teori evolusi sosial mendapatkan pengaruh yang sangat kuat dari teori evolusi biologis Yang di gagas oleh Charles Darwin yang amat terkenal pada abad XIX. Inti teori ini adalah mengumpamakan masyarakat sebagai organism yang tumbuh secara bertahap sesuai dengan fase-fase perkembangannya.
Itulah Sebabnya dalam memahami teori evolusi ada empat prinsip yang harus diperhatikan :
1)      Terus berjuang untuk hidup ( struggle for life )
2)      Mereka yang bertahan hidup artinya mereka yang memiliki kecukupan untuk hidup ( survival of fittest )
3)      Adanya Seleksi Alam ( Natural Selection )
4)      Adanya kemajuan yang cukup berarti ( Progress )
Para ahli mengetengahkan bahwa teori Charles Darwin ini ada kelemahannya, yaitu karena menyamakan sosiologi atau ilmu sosial pada umumnya dengan ilmu biologi.
Beberapa tokoh lain dalam teori eevolusi yang kemudian diadopsi sebagai teori sosial, diantaranya adalah Herbert Spencer (1820-1903), Lewis Henry Morgan (1818-1881). Auguste Comte (1789-1857) dan Freidrich Hegel (1770-1831).
1)      Herbert Spencer (1820-1903)
Menurut Herbert Spencer bahwa segala sesuatu cenderung berkembang dari bentuk yang sederhana  dan tidak terspesialisasi menjadi bentuk yang lebih terspesialisasi dan kompleks. Kecenderungan universal adalah kunci utama dalam melihat semua teka-teki besar di alam semesta ini.



2)      Lewis Henry Morgan (1818-1881)
Munculnya tahap perdaban menandai transisi dari  masyarakat primitive yang disebut societas ke masyarkat sipil yang disebut civitas. Morgan memandang perkembangan alphabet fonetik dan tulisan sebagai karkteristik utama pada tahap ini.
3)      Auguste Comte (1789-1857)
Menurut comte agama di zaman pemikiran empiris merupakan suatu anakronisme atau peninggalan dari suatu zaman yang telah lewat dan semestinya diganti. Kelemahan auguste comte dalam teori tersebut adalah menganggap agama, filsafat dan magic, harus ditinjau kembali, diubah, disesuaikan dan dilengkapi pemikiran bebas dibawah kekangan hokum evolusi.
4)      Freidrich Hegel (1770-1831)
Menyebutkan bahwa sejarah dunia merupakan perwujudan bertahap dari roh yang berdiri sendiri. Kehidupan bersama merupakan penjelmaan konkrit dan manifestasi parah roh itu.
Menurut Stephen K. Sanderson  (1993:15-16) walaupun gagasan para evolusionis ini terasa provokatif, namun gagasan-gagasan tersebut memiliki sejumlah cacat yang serius. Cacat dalam pemikiran evolusionis abad XIX adalah etnosentrisme, yaitu mereka selalu memandang masyarakat sendiri  (peradaban barat) lebih unggul dari masyarakat lainnya.

B.     TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL
Teori fungsionalisme struktural muncul dan menjadi bagian dari analisis sosiologis sekitar tahun 1940-an dan mencapai kejayaan paada tahun 1950-an.  Namun mulai tahun 1960-an dominasi teori fungsionalisme structural mendapat tantangan keras.
Secara esensial, prinsip-prinsip pokok fungsionalisme struktural ini menurut Sthepen K. Sanderson (1993:9) adalah sebagai berikut  :
1)      Masyarakat merupakan system yang kompleks  yang terdiri dari barbagai bagian dan saling berhubungan.
2)      Setiap bagian dari sebuah masyarakat eksis karena bagian tersebut memiliki fungsi penting dalam memelihara eksistensi dan stabilisasi masyarakat secara keseluruhan.
3)      Semua masyarakat memiliki mekanisme untuk mengintegrasikan dirinya.
4)      Masyarakat cenderung mengarah kepada suatu keadan ekuilbrium atau keseimbangan.
5)      Perubahan sosial merupakan kejadian yang tidak biasa dalam masyarakat.
Konsep fungsi dari Malinowsky dan Radclife di rinci oleh Robert K. Merton Sebagai berikut :
1)      Sosiologi mengartikan fungsi sebagai akibat atau konsekuensi logis.
2)      Semua praktek atau unsur sosio-budaya belum tentu memiliki suatu fungsi.
3)      Setiap unsur sosio-budaya belum tentu memiliki dampak positif atau baik.
4)      Mempelajari kemungkinan adanya perubahan dapat di gantinya suatu adat atau norma adat.
5)      Memahami konsep Keharusan fungsional atau Prasyarat fungsional.
6)      Membedakan fungsi nyata dan fungsi tersembunyi.

Emile Durkheim sebagai tokoh fungsionalisme struktural selalu membahas dan menguraikan berbagai dampak dari fenomena sosial bagi kehidupan manusia. Penganut teori fungsionalisme struktural sering dituduh mengabaikan variabel konflik dan perubahan sosial dalam teori-teori mereka. Teori mereka menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan masyarakat. Konsep utama mereka adalah fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest dan kesinambungan (aquilbrium).




C.     TEORI KONFLIK

Teori konflik adalah suatu perspektif dalam sosiologi yang melihat masyarakat sebagai suatu system sosial yang terdiri dari bagian-bagian yang masing-masing komponennya memiliki kepentingan yang berbeda , dan masing-masing berusaha untuk menakhlukkan guna memenuhi hasratnya.
Teori ini memiliki akar yang kuat dalam karya  Karl Max dalam teori sosiologi klasik. Dalam hal ini Stephen K. Sanderson (1993:12) menyebutkan bahwa beberapa strategi konflik Marxian-Modern adalah sebagai berikut :

1)      Kehidupan sosial pada dasarnya merupakan arena konflik atau pertentangan.
2)      Sumber-sumber daya ekonomi dan kekuasaan-kekuasan politik merupakan hal penting.
3)      Akibat tipikal pertentangan ini adalah pembagian masyarakat menjadi kelompok yang determinan secara ekonomi dan kelompok yang tersubordinasi.
4)      Pola-pola sosial dasar suatu masyarakat sangat ditentukan oleh pengaruh soaial dari kelompok yang secara ekonomi merupakan kelompok yang determinan.
5)      Konflik dan pertentangan sosial didalam diantara berbagai masyarakat melahirkan kekuatan-kekuatan yang menggerakkan perubahan sosial.
6)      Karena konflik dan pertentangan merupakan ciri dasar kehidupan sosial.

Sthepen K. Sanderson menjelaskan bahwa strategi konflik Maxian secara esensial lebih merukan srategi materialis ketimbang idealis.

Teori konflik memandang  masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai oelh pertentangannya tang terus menerus diantara unsure-unsurnya. Teori konflik menilai keteraturan yang terdapat dalam masyarakat itu hanya disebabkan karena adanya tekanan atau pemaksaan kekuasan dari atas golongan yang berkuasa.
D.     TEORI KRITIS

Teori kritis ini adalah bagian sekaligus perkembangan dari teori konflik yang sering disebut sebagai variasi teori Neo-Marxis.
Teori yang mereka kemukakan adalah teori kritis (Critical Theory). Karena karya-karya mereka adalah melakukan kritik dalam berbagai hal dalam kehidupan masyarakat. Jika Karl Marx melakukan terhadap sistem kapitalis menindas, maka kritik sekolah Frankfurt lebih diarahkan pada sistem budaya yang juga menindas masyarakat. Dalam kajian tentang kebudayaan, para ilmuwan sekolah Frankfurt sangat pesimis dengan kebudayaan kontemporer yang disebutnya dengan kebuyaan massa.
 Kebudayaan massa adalah kebudayaan yang merupakan produk industri, seperti budaya yang disebarluaskan oleh jaringan televisi. Kebudayaan massa disebutnya sebagai kebudayaan yang penuh kepalsuan. Efek dari budaya ini adalah upaya menentramkan membius tapi sekaligus menekan orang sehingga individu tidak memiliki kreatifitas melainkan mengikuti begiyu saja apa yang terjadi.


E.     TEORI INTERAKSI SIMBOLIK
Erving Goffman cenderung melihat kehidupan sosial sebagai suatu seri drama atau seri pertunjukkan dimana para aktor memainkan peran-peran tertentu. Penedekatan ini disebut dengan pendekatan dramaturgi. Dalam memahami dramaturginya Goffman, maka ia berbicara tentang beberapa bagian yang terdapat dalam sebuah pertunjukan drama atau teater yaitu :
a.       Front stage (panggung depan) berfungsi untuk mendefinisikan situasi.
b.      Personal front (properti) untuk memberikan kesan yang kuat kepada penonton, sehingga penonton mudah memahami dan mengidentifikasi.
c.       Appearance (penampilan) menunujukkan atribut yang dapat menunjukkan kepada penonnton tentang status sosila yang mereka miliki.
d.      Manner (gaya) menunjukkan model atau gaya yang diamainkan oelh aktor dalam performennya.
e.       Back stage (bagian belakang panggung) sebagai arena yang memunculkan tindakan-tindakan atau perilaku yang non formal yang akan muncul.
Menurut Goffman semua di dunia ini merupakan sebuah sandiwara yang di mainkan beberapa orang yang mampu memainkan peran penting dalam kehidupan.





F.      TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL : Bronislaw K. Malinowski

Beberapa dari teori fungsional struktural sebelumnya yang lebih beraroma sosiologis, dalam teori struktural funsional yang dikembangkan Malinowski dan Radcliffe Brown ini merupakan teori-teori sosial yang berbasis antroplogi. Objek kajiannya lebih banyak pada folklore, dongeng rakyat, dan benda-benda budaya yang dijadikan aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang masih sederhana. Menurut Malinowski, dalam masyarakat modern, tata tertib kemasyarakatan dijaga, antara lain oleh suatu sistem pengendalian sosial yang bersifat memaksa, yaitu hukum. Untuk melaksanakan hukum itu, ia disokong oleh suatu sistem alat kekuasaan seperti kepolisian, pengadilan, dan sebagainya, yang semua ini diorganisir oleh negara. Sedangkan pada masyarakat primitif, alat kekuasaan serupa itu kadang-kadang tidak ada.
Suatu pendirian penting lagi dan pemikiran Malinowski adalah tentang teorinya untuk menganalisa fungsi dari kebudayaan, yang disebutnya teori fungsional tentang kebudayaan atau a functional theory of culture. Inti teori ini adalah bahwa segala aktivitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dan sejumlah kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya.
Malinowski memandang bahwa keluarga merupakan suatu lembaga yang membentuk personality, dan tempat dimana ikatan emosi seseorang serta emosi sosial yang terwujud. Ia beranggapan bahwa keluarga merupakan lembaga yang mendidik, serta menjaga anak-anak sejak dari lahir hingga dewasa.
Penjelasaan di atas terlihat bahwa usaha Malinowsky untuk menggambarkan konsepsi budaya adalah suatu yang ter integrasi,sebagai suatu sistem yang usur – usurnya bersifat tergantung satu sama lain.

G.    TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL  : Radcliffe Brown
Konsep dan teori Struktural Fungsional yang dikemukakan oleh A.R. Radcliffe Brown  adalah ia menjelaskan bahwa kehidupan sosial adalah merupakan suatu komunitas yang memeberi fungsi kepada strukturnya dan fungsi proses suatu kehidupan sosial ini adalah untuk memelihara kehidupan sosial secara keseluruhan.
 Struktur sosial itu hanya dapat dilihat dalam kenyataan yang konkrit dan dapat diamati secara langsung karena struktur itu terdiri dari:
a.       semua hubungan sosial yang terjadi antara individu dengan individu lainnya,
b.      adanya perbedaan antara individu yang alainnya serta kelas sosial diantara mereka sebab mengikuti  peranan sosial yang diamainkan oleh mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar